Xenotransplantasi, Apa Itu?

KOMPAS.com — Xenotransplantasi atau disebut transplantasi dari binatang ke manusia merupakan transplantasi dari sel, jaringan, ataupun organ yang masih berfungsi baik untuk kehidupan dari satu spesies ke spesies lainnya, sebagai contoh adalah dari hewan babi ke manusia.

Xenotransplantasi sebenarnya sangat berpotensi bagi terapi untuk kegagalan organ yang terminal. Akan tetapi, hal ini juga menyebabkan munculnya masalah dalam bidang medis, legal, dan etika. Salah satu kekhawatiran mengenai xenotransplantasi adalah xenozoonosis, di mana bisa saja penularan penyakit yang sebelumnya ada di hewan menjadi ada di manusia. Meskipun demikian, beberapa publikasi juga menyatakan adanya kesuksesan xenotransplantasi yang sudah dilakukan.

Xenotransplantasi telah menjadi suatu hal yang luar biasa dan sering kali diperdebatkan di kalangan profesional medis dan juga di luar medis. Mengapa masyarakat mempertimbangkan xenotransplantasi?

Sebagaimana yang diketahui dalam masyarakat, pertimbangan transplantasi dari donor hidup dan kadaver sudah dilakukan, penelitian sel induk juga sedang dikembangkan. Akan tetapi, hal tersebut belum dapat memenuhi semua kebutuhan transplantasi organ sehingga xenotransplantasi menjadi salah satu hal yang mempunyai daya tarik yang sangat kuat.

Salah satu alasan mengapa hal ini mempunyai daya tarik yang sangat kuat adalah harapan dari individu yang membutuhkan organ secepatnya, tetapi terhambat karena keterbatasan organ pendonor sehingga diharapkan pada masa depan kebutuhan dapat terpenuhi sehingga tidak lagi terjadi keterbatasan dan juga adanya minat yang tinggi pada bidang ini.

Selain dari adanya keinginan untuk memenuhi setiap kebutuhan transplantasi organ, perlu juga diperhatikan bahwa xenotransplantasi juga mempunyai hambatan dalam hal imunologi dan juga pertimbangan etis mengenai manfaat dan risikonya.

Sejarah mengenai xenotransplantasi ini dimulai dari tahun 1628 dengan adanya percobaan transfusi darah dari domba ke manusia. Selanjutnya mulai dilakukan eksperimen dengan ginjal, hati, jantung dari primata. Belakangan telah dilakukan transplantasi sel sehingga dapat dilihat bahwa xenotransplantasi yang berkembang akhir-akhir ini banyak disebabkan oleh tuntutan yang mengharuskan.
dr Intan Airlina Febiliawanti

Sumber : KOMPAS.com